Seorang
cewek berusia sekitar 18 tahun itu sedang berdiri mematung di depan stasiun.
Entah apa yang sedang dipikirkannya, raut wajahnya terlihat sedikit cemas.
Terlihat dari kejauhan seorang pria memakai jaket dan topi hitam mendekati cewek
itu. Cewek itu bernama Kartika seorang cewek lugu dari desa, yang ingin
menuntut ilmu di kota kembang, kota yang tak pernah absen dari dunia pendidikan
dan tak pernah absen dari kerasnya kehidupan.
“Lama
banget kamu, Yos...” kata Kartika manyun. Yosi nama pria berjaket dan bertopi
hitam itu.
“Maaf
hari ini aku ada kelas di kampus.” Jawabnya sambil membawakan sebuah koper
besar milik Kartika, sementara Kartika membawa sebuah tas ransel yang penuh
sesak barang-barangnya. Mereka menaiki sebuah sepeda motor yang mengantarkan
mereka ke rumah kos cewek di dekat kampus. Dua orang teman Kartika menunggunya
di depan rumah kos. Tiara dan Andin nama cewek itu.
“Sampai
juga... Tik.” Sambut Andin. Sementara Tiara menunjukkan kamar Andin yang berada
di samping kamar mandi. Yosi duduk di sofa ruang tamu yang empuk. cowok itu
terlihat kecapekan setelah mengangkat koper yang entah beratnya hingga berapa
ton sampai dia ingin pingsan dibuatnya. Andin menyiapkan air minum dan
memberikannya kepada Yosi yang sedang duduk di ruang tamu.
“Cinta
mati lo...sampai segitunya.” Sindir Andin. Wajah Yosi merah padam mendengar
sindiran Andin. Kartika dan Tiara berjalan mendekati ruang tamu. Dan duduk di
samping Andin dan Yosi.
“Makasih
ya, Yos...” kata Kartika.
“Iya,
sama-sama.” Wajah Yosi masih merah padam. Dia berdiri dan pamit untuk pulang.
Sementara Andin ketawa cekikikan melihat reaksi Yosi yang langsung melarikan
diri tanpa penjelasan.
“Kenapa
Din?dari tadi ketawa cekikikan. Ayan lo kumat?” sindir Tiara.
“Enak
aja lo.” Seru Andin.
“Udah...udah...sekarang
kalian bantuin aku beresin barang-barang.” Kartika menarik tangan mereka
berdua. Tiara dan Andin tidak bisa melarikan diri karena tangan mungil mereka
sudah berada di gengaman Kartika. Tiara dan Andin hanya bisa menanggis dalam hati.
***
“Halo Bro...napa wajah lo jadi suntuk gini?” tanya
Rendy temen seperjuangan Yosi.
“Nggak pa-pa, Ren...” jawab Yosi lemas.
“Cerita donk Bro...”
“Gue lagi binggung Ren...” Yosi terdiam sejenak
dan kembali melanjutkan perkataannya. “ Gue suka sama Kartika. Dari sejak
pertama ketemu saat masa SMA. Tapi, gue tau kalau dia juga suka sama temen gue.
Gue takut kejadian itu terulang lagi, Ren.”
“Well, temen lo nggak tau kan kalau lo suka sama
cewek lo itu?”
“Ya nggak lah...”
“Ya sudah Bro...tembak aja langsung.”
“Semuanya kan butuh proses. Ayam bertelur aja ada
prosesnya.” Yosi tertawa mendengar kata-kata yang keluar dari mulutnya sendiri.
***
“Tik,
gue ada di depan kampus lo. Lo ada di mana?” tanya Yosi via telepon.
“Gue
ada di cafe depan kampus. Lo kesini aja, ada surprisse buat lo.” Yosi berjalan
menuju cafe depan. Dia melihat seorang laki-laki berkemeja putih sedang duduk
membelakangi Kartika. Laki-laki itu serasa tak asing bagi Yosi. Kartika
melambaikan tangannya kepada Yosi yang sedari tadi berdiri mematung di depan
pintu masuk cafe.
“Kau
lama sekali, Yos...” kata Kartika. “Well, lo tau siapa dia?” tambahnya. Yosi
mulai melirik seorang laki-laki yang berada di sampingnya. Laki-laki yang
membuat dirinya panas dalam karena terbakar api cemburu.
“Satya...”
Yosi terkejut.
“Hemm,
lama tak jumpa Yos...” Satya langsung memeluk Yosi.
“Aku
kira kau jadi ambil beasiswa luar negerimu itu. tapi, teryata kau malah ada di
sini.” Yosi tertawa bahagia, walau di hati rapuh karena mungkin kesempatan
untuk mendekati Kartika tidak ada lagi untuknya.
***
“Aku
seneng banget,Yos....”
“Seneng
kenapa?ketemu cinta lama lo?” tanya Yosi sewot.
“Nggak
cinta lama...tapi, temen lama.”
“Udah
sampe rumah, Tik...gue pulang duluan.” Yosi meninggalkan Kartika sendiri.
Berjalan menelusuri trotoar kota Bandung. Yosi berhenti di depan sebuah tempat
karaoke keluarga. Bernyanyi sepuasnya di sana. Melepas penat yang ada
dihatinya.
***
“Lo
Kartika bukan?” Tanya Rendy.
“Iya,
Lo siapa ya?”
“Balik
nanya, Yosi lo kemanain?”
“Emang
Yosi kemana?aku nggak tau.” Kartika merasa sangat cemas. Dia duduk di kursi
taman dan mencoba menceritakan kejadian kemarin yang dialaminya. Dan Yosi juga
mulai menceritakan perasaan Yosi kepada Kartika. Dari sejak Yosi melihat
kartika saat MOS hingga sekarang.
“Benarkah
itu?” tanya Kartika. Dia merasa sangat bersalah dengan Yosi. Kartika
meninggalkan Rendy dan mulai berlari mencari Yosi. Terlihat Yosi sedang duduk
sendirian di depan tempat karoke keluarga yang biasa di datangi oleh mereka
berdua.
“Kenapa
lo nggak bilang sama gue Yos?” tanya Kartika memulai pembicaraan.
“Lo
kenapa Tik, bilang apaan?”
“Kenapa
lo nggak bilang sama gue. Soal perasaan lo ke gue, Yos...”
“Gue
nggak bisa ngeliat temen gue sakit.” Jawab Yosi pasrah.
“Tapi,
gue mau lo jujur sama gue. Karena gue suka sama cowok yang jujur.”
“Gue
suka sama lo. Dari sejak pertama kali gue ketemu lo, sampe sekarang...gue masih
suka sama lo.” Kata Yosi dan Kartika jatuh ke pelukan Yosi sambil berbisik “Gue
sayang sama lo...”
***
“Wah...ada
yang baru jadian nih kayanya?” sindir Tiara.
“Udah
diem...” Kata Kartika.
“Malah
tambah mesra...” Andin sekarang yang mengambil alih sindir menyindir itu.
mereka berdua hanya tertawa medengar celotehan Andin dan Tiara yang dari tadi
tidak bisa berhenti, walaupun lampu merah sudah menyala sedari tadi.
***
Kartika
duduk sendiri di kursi taman dekat kampus. Sejurus kemudian suara langkah kaki
mulai mendekatinya. Semakin lama langkah kaki itu semakin mendekat. Kartika membalikan badanya.
“Yah...uda
ketahuan...” kata Satya lemah.
“Ulangi
kak...hehe...” canda Kartika. “sendirian kakak disini?mau cari siapa?”
tanyanya.
“Mau
cari kamu...aku punya tiket nonton untuk dua orang, nggak ada teman...ya uda
kakak ajak adek kakak aja...”
“Boleh...sekarang?”
“Iya...”
Kartika
tak mengerti mengenai perasaan yang sedang dia alami. Tiba-tiba datang lagi,
perasaan yang lama telah hilang. Rasa was-was pun muncul dalam hati Kartika,
berharap Yosi tak melihatnya sekarang. Handphonenya berbunyi, Yosi
memanggil....
“Halo...”kata
Kartika lirih.
“Kamu
lagi dimana beibh...”
“Lagi
ngerjain tugas sama temen-temen beibh...”
“Oh...ya
uda...”
“Iyah, beibh...aku ngerjain tugas dulu yah...” Kartika
mematikan handphonenya dan pergi mendekati Satya yang sejak tadi menungguianya.
Nonton film yang tadinya membuatnya gila
sekarang berubah menjadi hal yang
menyenangakan dalam hidupnya.
“Selesai juga...”
lega Kartika.
“Belum selesai...kamu nggak laper?” tanya Satya.
Tiba-tiba perut Kartika berbunyi. Kartika hanya tersenyum malu, wajahnya
memerah.
“Tuh kan...ayo
makan dulu...” Satya menarik tangan mungil Kartika dan mengajaknya makan
di tempat biasa ia makan dengan Yosi.
“Disini spaghetinya enak loh Tik, ini di coba...” sesuap
spagheti mulai masuk ke mulutnya. Dari belakang seseorang sudah berdiri
mematung sambil mengepal tangan menahan amarahnya.
“Hay Bro...” sapa Satya.
Kartika mulai berbalik ke belakang. Di dapatinya Yosi yang sedang
berdiri di belakangnya.
“Oh...buat tugas ya sama Satya...sekarang kamu pilih
satya atau aku...” tegasnya.
“Ada masalah apa ini Bro?” tanya Satya.
“Nggak papa kok, kamu tanya Tika aja...permisi...” Yosi
meninggalkan Kartika dan Satya. Satya
mulai bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi. Dengan berat hati Satya
berkata “ Kejarlah cintamu Tik, kesempatan Cuma sekali nggak akan datang dua
kali.” Kartika terdiam sejenak dan tersenyum kepada Satya. Dia berlari mengejar
Yosi di tempat parkir sepeda motor.
“
Yosi....” teriak Kartika. Dengan nekatnya Kartika menaikki sepeda motor Yosi.
“Tika...kalau
kamu jatuh gimana.” Getak Yosi cemas.
“Biarin...kalau
itu bikin kamu mau maafin aku.” Goda Katika.
“Kenapa
nggak sama Satya?” tanya Yosi.
“Tika
maunya sama Yosi...bukan sama kak Satya...”
Wajah
Yosi memerah dan tersenyum sumringah.
Mereka berdua tersenyum-senyum sambil mengelilingi kota Bandung yang indah.
Dear Diary
Ketika seseorang datang dengan membawa kenyamanan
dan kita tak bisa untuk melepaskanya itu cinta...
Dan ketika seseorang merelakan kita demi kebahagian kita itu cinta...
Namun...
Ketika sebuah senyum itu hilang dan di gantikan
dengan tawa bahagia itu adalah persahabatan...
Trimakasih Yosi, Kak Satya...kalian adalah cinta
dan sahabat sejati buat Kartika...
1 komentar:
Posting Komentar