Jumat, 25 Mei 2012

The Secret Of My Heart

Diposting oleh Unknown di 20.10

Seorang cewek berusia sekitar 18 tahun itu sedang berdiri mematung di depan stasiun. Entah apa yang sedang dipikirkannya, raut wajahnya terlihat sedikit cemas. Terlihat dari kejauhan seorang pria memakai jaket dan topi hitam mendekati cewek itu. Cewek itu bernama Kartika seorang cewek lugu dari desa, yang ingin menuntut ilmu di kota kembang, kota yang tak pernah absen dari dunia pendidikan dan tak pernah absen dari kerasnya kehidupan.
“Lama banget kamu, Yos...” kata Kartika manyun. Yosi nama pria berjaket dan bertopi hitam itu.
“Maaf hari ini aku ada kelas di kampus.” Jawabnya sambil membawakan sebuah koper besar milik Kartika, sementara Kartika membawa sebuah tas ransel yang penuh sesak barang-barangnya. Mereka menaiki sebuah sepeda motor yang mengantarkan mereka ke rumah kos cewek di dekat kampus. Dua orang teman Kartika menunggunya di depan rumah kos. Tiara dan Andin nama cewek itu.
“Sampai juga... Tik.” Sambut Andin. Sementara Tiara menunjukkan kamar Andin yang berada di samping kamar mandi. Yosi duduk di sofa ruang tamu yang empuk. cowok itu terlihat kecapekan setelah mengangkat koper yang entah beratnya hingga berapa ton sampai dia ingin pingsan dibuatnya. Andin menyiapkan air minum dan memberikannya kepada Yosi yang sedang duduk di ruang tamu.
“Cinta mati lo...sampai segitunya.” Sindir Andin. Wajah Yosi merah padam mendengar sindiran Andin. Kartika dan Tiara berjalan mendekati ruang tamu. Dan duduk di samping Andin dan Yosi.
“Makasih ya, Yos...” kata Kartika.
“Iya, sama-sama.” Wajah Yosi masih merah padam. Dia berdiri dan pamit untuk pulang. Sementara Andin ketawa cekikikan melihat reaksi Yosi yang langsung melarikan diri tanpa penjelasan.
“Kenapa Din?dari tadi ketawa cekikikan. Ayan lo kumat?” sindir Tiara.
“Enak aja lo.” Seru Andin.
“Udah...udah...sekarang kalian bantuin aku beresin barang-barang.” Kartika menarik tangan mereka berdua. Tiara dan Andin tidak bisa melarikan diri karena tangan mungil mereka sudah berada di gengaman Kartika. Tiara dan Andin hanya bisa menanggis dalam hati.
***
“Halo Bro...napa wajah lo jadi suntuk gini?” tanya Rendy temen seperjuangan Yosi.
“Nggak pa-pa, Ren...” jawab Yosi lemas.
“Cerita donk Bro...”
“Gue lagi binggung Ren...” Yosi terdiam sejenak dan kembali melanjutkan perkataannya. “ Gue suka sama Kartika. Dari sejak pertama ketemu saat masa SMA. Tapi, gue tau kalau dia juga suka sama temen gue. Gue takut kejadian itu terulang lagi, Ren.”
“Well, temen lo nggak tau kan kalau lo suka sama cewek lo itu?”
“Ya nggak lah...”
“Ya sudah Bro...tembak aja langsung.”
“Semuanya kan butuh proses. Ayam bertelur aja ada prosesnya.” Yosi tertawa mendengar kata-kata yang keluar dari mulutnya sendiri.
***
“Tik, gue ada di depan kampus lo. Lo ada di mana?” tanya Yosi via telepon.
“Gue ada di cafe depan kampus. Lo kesini aja, ada surprisse buat lo.” Yosi berjalan menuju cafe depan. Dia melihat seorang laki-laki berkemeja putih sedang duduk membelakangi Kartika. Laki-laki itu serasa tak asing bagi Yosi. Kartika melambaikan tangannya kepada Yosi yang sedari tadi berdiri mematung di depan pintu masuk cafe.
“Kau lama sekali, Yos...” kata Kartika. “Well, lo tau siapa dia?” tambahnya. Yosi mulai melirik seorang laki-laki yang berada di sampingnya. Laki-laki yang membuat dirinya panas dalam karena terbakar api cemburu.
“Satya...” Yosi terkejut.
“Hemm, lama tak jumpa Yos...” Satya langsung memeluk Yosi.
“Aku kira kau jadi ambil beasiswa luar negerimu itu. tapi, teryata kau malah ada di sini.” Yosi tertawa bahagia, walau di hati rapuh karena mungkin kesempatan untuk mendekati Kartika tidak ada lagi untuknya.
***
“Aku seneng banget,Yos....”
“Seneng kenapa?ketemu cinta lama lo?” tanya Yosi sewot.
“Nggak cinta lama...tapi, temen lama.”
“Udah sampe rumah, Tik...gue pulang duluan.” Yosi meninggalkan Kartika sendiri. Berjalan menelusuri trotoar kota Bandung. Yosi berhenti di depan sebuah tempat karaoke keluarga. Bernyanyi sepuasnya di sana. Melepas penat yang ada dihatinya.
***
“Lo Kartika bukan?” Tanya Rendy.
“Iya, Lo siapa ya?”
“Balik nanya, Yosi lo kemanain?”
“Emang Yosi kemana?aku nggak tau.” Kartika merasa sangat cemas. Dia duduk di kursi taman dan mencoba menceritakan kejadian kemarin yang dialaminya. Dan Yosi juga mulai menceritakan perasaan Yosi kepada Kartika. Dari sejak Yosi melihat kartika saat MOS hingga sekarang.
“Benarkah itu?” tanya Kartika. Dia merasa sangat bersalah dengan Yosi. Kartika meninggalkan Rendy dan mulai berlari mencari Yosi. Terlihat Yosi sedang duduk sendirian di depan tempat karoke keluarga yang biasa di datangi oleh mereka berdua.
“Kenapa lo nggak bilang sama gue Yos?” tanya Kartika memulai pembicaraan.
“Lo kenapa Tik, bilang apaan?”
“Kenapa lo nggak bilang sama gue. Soal perasaan lo ke gue, Yos...”
“Gue nggak bisa ngeliat temen gue sakit.” Jawab Yosi pasrah.
“Tapi, gue mau lo jujur sama gue. Karena gue suka sama cowok yang jujur.”
“Gue suka sama lo. Dari sejak pertama kali gue ketemu lo, sampe sekarang...gue masih suka sama lo.” Kata Yosi dan Kartika jatuh ke pelukan Yosi sambil berbisik “Gue sayang sama lo...”
***
“Wah...ada yang baru jadian  nih kayanya?” sindir  Tiara.
“Udah diem...” Kata Kartika.
“Malah tambah mesra...” Andin sekarang yang mengambil alih sindir menyindir itu. mereka berdua hanya tertawa medengar celotehan Andin dan Tiara yang dari tadi tidak bisa berhenti, walaupun lampu merah sudah menyala sedari tadi.
***
Kartika duduk sendiri di kursi taman dekat kampus. Sejurus kemudian suara langkah kaki mulai mendekatinya. Semakin lama langkah kaki itu semakin mendekat.  Kartika membalikan badanya.
“Yah...uda ketahuan...” kata Satya lemah.
“Ulangi kak...hehe...” canda Kartika. “sendirian kakak disini?mau cari siapa?” tanyanya.
“Mau cari kamu...aku punya tiket nonton untuk dua orang, nggak ada teman...ya uda kakak ajak adek kakak aja...”
“Boleh...sekarang?”
“Iya...”
Kartika tak mengerti mengenai perasaan yang sedang dia alami. Tiba-tiba datang lagi, perasaan yang lama telah hilang. Rasa was-was pun muncul dalam hati Kartika, berharap Yosi tak melihatnya sekarang. Handphonenya berbunyi, Yosi memanggil....
“Halo...”kata Kartika lirih.
“Kamu lagi dimana beibh...”
“Lagi ngerjain tugas sama temen-temen beibh...”
“Oh...ya uda...”
            “Iyah, beibh...aku ngerjain tugas dulu yah...” Kartika mematikan handphonenya dan pergi mendekati Satya yang sejak tadi menungguianya. Nonton film yang tadinya membuatnya  gila sekarang berubah menjadi hal  yang menyenangakan dalam hidupnya.
            “Selesai juga...”  lega Kartika.
            “Belum selesai...kamu nggak laper?” tanya Satya. Tiba-tiba perut Kartika berbunyi. Kartika hanya tersenyum malu, wajahnya memerah.
            “Tuh kan...ayo  makan dulu...” Satya menarik tangan mungil Kartika dan mengajaknya makan di tempat biasa ia makan dengan Yosi.
            “Disini spaghetinya enak loh Tik, ini di coba...” sesuap spagheti mulai masuk ke mulutnya. Dari belakang seseorang sudah berdiri mematung sambil mengepal tangan menahan amarahnya.
            “Hay Bro...” sapa Satya.  Kartika mulai berbalik ke belakang. Di dapatinya Yosi yang sedang berdiri di belakangnya.
            “Oh...buat tugas ya sama Satya...sekarang kamu pilih satya atau aku...” tegasnya.
            “Ada masalah apa ini Bro?” tanya Satya.
            “Nggak papa kok, kamu tanya Tika aja...permisi...” Yosi meninggalkan Kartika dan Satya.  Satya mulai bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi. Dengan berat hati Satya berkata “ Kejarlah cintamu Tik, kesempatan Cuma sekali nggak akan datang dua kali.” Kartika terdiam sejenak dan tersenyum kepada Satya. Dia berlari mengejar Yosi di tempat parkir sepeda motor.
“ Yosi....” teriak Kartika. Dengan nekatnya Kartika menaikki sepeda motor Yosi.
“Tika...kalau kamu jatuh gimana.” Getak Yosi cemas.
“Biarin...kalau itu bikin kamu mau maafin aku.” Goda Katika.
“Kenapa nggak sama Satya?” tanya Yosi.
“Tika maunya sama Yosi...bukan sama kak Satya...”
Wajah Yosi memerah dan tersenyum sumringah.  Mereka berdua tersenyum-senyum sambil mengelilingi  kota Bandung yang indah.
Dear Diary 

Ketika seseorang datang dengan membawa kenyamanan dan kita tak bisa untuk melepaskanya itu cinta...
Dan ketika seseorang merelakan kita  demi kebahagian kita itu cinta...
Namun...
Ketika sebuah senyum itu hilang dan di gantikan dengan tawa bahagia itu adalah persahabatan...
Trimakasih Yosi, Kak Satya...kalian adalah cinta dan sahabat sejati buat Kartika...



#CERPEN SMA gue..

1 komentar:

Unknown on 30 Mei 2012 pukul 19.48 mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

Posting Komentar

 

Kopi Gudeg Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting