Lintang duduk bersandar dibawah pohon depan kampusnya. Membolak- balik halaman demi halaman buku dan terpesona atas apa yang telah dia temukan didalamnya.
“Sejak kapan kau disana?” Lintang menajamkan penglihatanya kea rah belakang.
“ Saya Joseph…” Joseph berkata lirih.
“Joseph?” Lintang penasaran dan menutup buku tebalnya.
“Iya…Zhan Bingjiang?sudah ingat kah?” tanyanya, “Kau sedang membaca apa?” Joseph mendekati Lintang perlahan.
“Joseph…bagaimana anda bisa tahu kalau saya sedang disini?” Tanya lintang penasaran. “Jerman sangat luas..” tambahnya.
“Apa yang bisa saya ketahui, Apa yang bisa saya lakukan, dan apa yang bisa saya harapkan…?” Joseph duduk di dekat Lintang, dan mengambil buku yang dibawa lintang sembari membaca dan menujukan kalimat dibuku itu. lintang menatap heran secerdas apakah orang ini…sampai halaman bukupun dia mampu menghafalnya.
“Bagaimana bisa anda tahu?”
“Siapa yang tak kenal Immanuel kant, nona…” godanya lirih.
“Hem…”
“Seluruh penjuru Jerman pun tahu filosofinya…” candanya.
“Apa yang dapat diketahui oleh manusia hanya dipersepsi dan ilusi, semua yang dilakukan oleh manusia imperative, dan yang dapat diharapkan oleh manusia adalah akal dan budinya.” Lintang mengambil buku itu dan membolak-balik halaman yang telah dibacanya.
“Saya sudah tahu, halaman 76…” Lintang membuka halaman 76 yang dikatakan oleh Joseph. Dan benar yang ia katakan pria oriental itu.
“Anda begitu jenius…mungkinkah anda titisan dari Albertus Magnus atau Hegel atau Kalr Marx atau Engels atau bahkan Habermas?”
“hahaha, saya keturunan atau…nona..” Joseph tersenyum kea rah lintang.
“Atau…keturunan Joseph Aspidin…” Lintang membalas senyum pria oriental itu.
***
Sabtu, 12 Februari 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar