Kuciptakan keromantisan di bawah hujan yang menerpa diantara gemuruh petir yang menyambar. Secercah mata yang memerah karena sesuatu entah apa, berbisik dan berkata ‘hujan itu romantis’ kembali dan kembali mengulang kata untuk malam yang dingin menusuk tulang rusuk yang beku oleh hujan. Hujan selalu menciptakan sesuatu, kata-kata yang puitis mungkin..
Dan aku masih dengan ke selfish-an ku..(ya, aku memang lebih suka dengan kata selfish ketimbang egois. Lebih jauh bermakna dari pada hanya ke-egoisan semata) berkata kepada kata-kata yang harus kutulis kembali dalam pena hitam tak bernyawa ini ‘aku sangat bahagia malam yang hujan ini, karena keromantisan tercipta saat hujan turun kembali’ sungguh sangat munafik aku bilang. Tapi memang seperti itu yang ku rasakan saat ini. Ku ulangi lagi kata-kata dari ujung ke ujung ‘Hujan itu Romantis’ tak bosan aku mengucapkannya.. karena aku sedang merasakan keromantisan dari air yang turun dari sela-sela langit oleh Tuhan...
0 komentar:
Posting Komentar