Aku suka senja..
Aku suka jingga..
Aku suka senja yang jingga
Dan duduk berdua bersamamu...
Aku suka hujan..
Yang selalu mengingatkan, cerita tentangmu..
Tentang kita..
Aku suka..
Ketika malaikat menuntunku untuk kembali bersamamu..
Mereka selalu berbisik untukmu..
Tentang kegundahan senja tanpaku..
Tentang sendu di kala jingga mengisi langit sore itu..
Tentang tangis hujan saat turun membasahi genting rumahku..
Senja, Jingga, Hujan...
Sayang..
Bisikku..
Kamis, 21 Juni 2012
Minggu, 10 Juni 2012
JIKA KAU MELUPAKANKU Oleh Pablo Neruda
JIKA KAU MELUPAKANKU
Oleh Pablo Neruda
aku ingin kau tahu
satu hal
kau tahu,
jika aku melihat
bulan purnama, reranting merah
di cerah musim semi dari jendelaku,
jika aku menyentuh
dekat perapian
abu-abu tak terasa itu
atau kerutan kasar kayu,
semua membawaku kembali padamu,
sepertinya semua yang ada,
aroma, cahaya, logam,
menjadi perahu kecil
yang berlayar
menuju pulau tempatmu menantikanku
jadi, sekarang
jika sedikit demi sedikit kau tak mencintaiku
aku mesti sedikit demi sedikit tak mencintaimu
jika tiba-tiba
kau melupakanku
tak perlu mencariku
karena aku sudah pasti melupakanmu
jika kau pikir
hidupku hanyalah angin
yang berhembus panjang
dan gila-gilaan
lalu kau memutuskan
meninggalkanku di pesisir itu
di mana hatiku telah tertambat,
ingatlah
di hari itu,
tepat di saat itu,
aku pasti mengangkat tanganku,
tambatan akan kulepaskan,
kan kulanjutkan pencarian
tapi
jika setiap hari,
setiap saat,
kau yakin aku ditakdirkan bersamamu
mengarungi kemesraan yang tak tergantikan
jika setiap hari sekuntum bunga
membelai bibirmu mencari aku,
o cintaku, o takdirku
di aku segala api berkobaran lagi
di aku tak ada yang hilang atau terlupakan
cintaku ditaklukan cintamu, kekasih
sepanjang napas cinta selalu di pelukanmu,
tanpa meninggalkan pelukanku.
*) puisi asli berjudul Si Tu Me Olvidas karya Pablo Neruda, ditejermahkan bebas olehJMW.
Oleh Pablo Neruda
aku ingin kau tahu
satu hal
kau tahu,
jika aku melihat
bulan purnama, reranting merah
di cerah musim semi dari jendelaku,
jika aku menyentuh
dekat perapian
abu-abu tak terasa itu
atau kerutan kasar kayu,
semua membawaku kembali padamu,
sepertinya semua yang ada,
aroma, cahaya, logam,
menjadi perahu kecil
yang berlayar
menuju pulau tempatmu menantikanku
jadi, sekarang
jika sedikit demi sedikit kau tak mencintaiku
aku mesti sedikit demi sedikit tak mencintaimu
jika tiba-tiba
kau melupakanku
tak perlu mencariku
karena aku sudah pasti melupakanmu
jika kau pikir
hidupku hanyalah angin
yang berhembus panjang
dan gila-gilaan
lalu kau memutuskan
meninggalkanku di pesisir itu
di mana hatiku telah tertambat,
ingatlah
di hari itu,
tepat di saat itu,
aku pasti mengangkat tanganku,
tambatan akan kulepaskan,
kan kulanjutkan pencarian
tapi
jika setiap hari,
setiap saat,
kau yakin aku ditakdirkan bersamamu
mengarungi kemesraan yang tak tergantikan
jika setiap hari sekuntum bunga
membelai bibirmu mencari aku,
o cintaku, o takdirku
di aku segala api berkobaran lagi
di aku tak ada yang hilang atau terlupakan
cintaku ditaklukan cintamu, kekasih
sepanjang napas cinta selalu di pelukanmu,
tanpa meninggalkan pelukanku.
*) puisi asli berjudul Si Tu Me Olvidas karya Pablo Neruda, ditejermahkan bebas oleh
Categories
Puisi
Kamis, 07 Juni 2012
Badai Pasti Berlalu
awan hitam di hati yang sedang gelisah
daun-daun berguguran
satu satu jatuh ke pangkuan
ku tenggelam sudah ke dalam dekapan
semusim yang lalu sebelum ku mencapai
langkahku yang jauh
kini semua bukan milikku
musim itu telah berlalu
matahari segera berganti
badai pasti berlalu
badai pasti berlalu
badai pasti berlalu
badai pasti berlalu
badai pasti berlalu
gelisah ku menanti tetes embun pagi
tak kuasa ku memandang datangmu matahari
kini semua bukan milikku
musim itu telah berlalu
matahari segera berganti
badai pasti berlalu
badai pasti berlalu
badai pasti berlalu
badai pasti berlalu
badai pasti berlalu
Categories
musik
Rabu, 06 Juni 2012
Lebih Penting yang Sesuai
Saya sedang membaca naskah monolog yang berjudul rumah dan tetsan. Saya jatuh hati dengan kata-kata dalam naskahnya.
Jadi mana yang sesuai dengan apa yang kita butuhkan. Tinggi tak menjamin seseorang sukses dengan kebahagiaan. Justru yang cukup adalah kebahagian itu tersendiri, dengan kemapuan kita sendiri.
"Segala yang tinggi dengan resiko dipandang, tak lama akan tumbang. Bahwa bukan hanya yang tinggi yang digapai. Tetapi lebih penting apa dan tinggi mana yang sesuai."
Jadi mana yang sesuai dengan apa yang kita butuhkan. Tinggi tak menjamin seseorang sukses dengan kebahagiaan. Justru yang cukup adalah kebahagian itu tersendiri, dengan kemapuan kita sendiri.
Categories
Tentang Aku
Langganan:
Postingan (Atom)